Lagu bernafas religi bukan cuma
dominasi band pop? Teman-teman “bawah tanah” kita juga bermain tanpa
perlu menunggu bulan puasa tiba
Banyak band underground
yang juga memiliki dan memainkan lagu-lagu yang masih masuk kategori
religius. Memang nggak sampai mengeluarkan album religi, sih. Tapi, kalo
diperhatikan baik-baik, lirik-lirik mereka religius.
Hebatnya
lagi, mereka nggak perlu menunggu waktu bulan puasa atau menjelang
Lebaran untuk merilis lagu-lagu bernafaskan religi ini. Ya, paling
nggak, motif kesengajaan demi mendulang uang nggak kelihatan dari
mereka. Hehehe…
Salah satu yang paling menonjol adalah Purgatory.
Tanya sama semua anak metal, semua pasti bilang kalo Purgatory adalah
band metal religius. Ya, imej religi ini memang menempel sangat erat di
mereka. Sampai-sampai, nggak sedikit yang menjuluki mereka band metal
religi, atau menyebutkan Purgatory sebagai band Islamic death metal.
Namun
begitu, anak-anak Purgatory mengaku santai dan nggak mau ambil pusing.
“Terserahlah apa kata orang. Kalo masalah orang bilang aliran kami
ini-itu sih, cuma buat memudahkan mereka mengenal band kami aja.
Dasarnya sih metal, straight metal!” ujar Amor, vokalis Purgatory.
Itu
kalau ngomongin musik. Kalau masalah lirik sih, beda lagi. Band yang
kerap tampil menggunakan topeng ini memang mengangkat pesan positif
dalam lirik-liriknya. Jauh dari hal-hal negatif dan selalu mengarah ke
arah kebaikan.
Hmmm…, apakah mereka emang sengaja mengonsep band
mereka kayak gini dari awal? Ternyata nggak. Bisa dibilang, semua
berjalan begitu saja.
“Kami nggak pernah merencanakan bakal
begini. Intinya sih, kami ngambil referensi ke agama karena kami
nguasain materinya. Beda kalo ngomongin setan-setanan, hal kayak gitu
gue nggak ngerti,” ungkapnya, santai.
Referensi mereka bikin
lirik juga nggak tanggung-tanggung. Perjalanan kehidupan ditambah dengan
Al-Qur’an dan Sunnah. Hmmm…, benar-benar religius.
Selain
Purgatory, band yang disebut-sebut religius adalah Tengkorak - sesepuh
grindcore asal Jakarta. Kalo masalah personal dari para personil
bandnya, Tengkorak emang religius. Paling nggak, itu yang dikatakan oleh
Ombat, sang vokalis. Tapi kalo soal musik, Ombat mengaku masih kalah
religius dari Purgatory.
“Kalo di metal, Purgatory-lah yang
religius. Mereka menulis lirik dengan mengambil intisari dari Al-Qur’an
dan menuliskannya dengan puitis. Gue juga kayak gitu, mencoba mengambil
intisari dari kitab suci, tapi gue lebih ekstrem dalam
mengaplikasikannya,” jelas Ombat.
Ya, siapa yang sangka kalo
band-band religi yang kita omongin di sini kebanyakan justru ber-genre
metal. Musik yang justru paling sering dituduh dekat dengan setan atau
iblis.
Ditanya mengenai hal ini, Ombat, vokalis dari band
grindcore, Tegkorak, sama sekali nggak membantah. Dia dengan cepat
mengamini hal ini.
“Emang bener. Metal dekat dengan setan, ya,
begitulah,” ujarnya, tegas. “Itu sebabnya, kita harus bikin yang
exceptional. Yang beda,” tambahnya.
Rada nggak sependapat, Rins,
vokalis dari band progresif dark gothic metal asal Jakarta, Gelap,
mengatakan nggak semua metal itu identik dengan musik setan. Menurutnya,
orang selama ini taunya cuma black metal, padahal di luar sana ada juga
white metal.
“Band-band white metal ini banyak di Eropa. Lirik-lirik mereka relijius semua,” ceritanya.
Gelap
adalah salah satu band asal Jakarta, yang juga memiliki lagu yang
liriknya masuk kategori religius. Rins, sang vokalis, yang banyak
menulis lagu untuk band ini, mengatakan kalo lirik lagu mereka
sebenarnya banyak mengangkat tema mengenai sisi gelap kehidupan umat
manusia. Bagaimana sosok manusia yang menurutnya di mata Tuhan itu
sangat hina.
“Dunia itu sekarang udah kacau banget. Dengan segala
keburukan yang terjadi. Yang bisa menolong kita cuma iman dan agama,”
ujarnya.
Oke, balik lagi ke masalah metal dan musik setan, Die,
mantan gitaris Purgatory lebih cuek menanggapi tuduhan kayak gini.
Menurutnya, terserah orang berpendapat.
”Bagi gue, bukan jadi hal
yang baku kalau metal harus mengarah ke arah negatif. Kalau mereka
bilang gitu, gue juga punya hak kalau metal juga bisa positif,” ujarnya.
Nah, apakah kehidupan religius ini juga mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari? Percaya atau tidak, jawabannya: iya.
Amor
mengatakan kalo dia dan anak-anak Purgatory lainnya bisa dibilang
straight banget sama agama. Baginya band itu cuma sekadar alat buat
ibadah. “Jadi, gue ngeband sama halnya kayak gue ngejalanin ibadah,
syi’ar lah kalo bahasa Islamnya,”sahutnya.
Oh iya, sekadar
informasi, anak-anak Purgatory ini rutin mengadakan pengajian 2 kali
dalam seminggu. Dan mereka terbuka juga buat siapa aja yang mau ikutan.
Kurang religius apa coba?
Ombat juga mengaku kalo dia dan personil
Tengkorak lainnya saat ini selalu berusaha ngejalanin perintah agama.
Sholat lima waktu, misalnya. Selain itu, mereka juga menjauhi merokok,
minum alkohol, dan memakai narkoba. Nah. Ini baru keren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar