“Kami menyebut underground sebagai spirit bermusiknya. Di Bandung underground nggak ada yang istilah paling hebat. Jadi, semua bersaing. Semua memiliki kubu dan massa masing-masing. Beda dengan di Jakarta, dulu ada satu grup yang menjadi pimpinan underground. Di Sukabumi juga begitu, kata salah satu penyiar Radio MGT FM Bandung. Karena kata underground sering diartikan salah kaprah, maka bagi sebagian musisi, kata underground diartikan sebagai band-band pembawa lagu-lagu keras, “wah yang ngomomg kayanya blom lulus buat jadi musisi nih” tapi buat banyak musisi lainnya, underground bisa diisi segala macam jenis musik, selama mereka belum masuk pada major label.
Banyak
band2x yang sekarang bernaung di major label, background aslinya adalah
band indie juga. toh buat mereka ga ada masalah dengan penggemar
panatik mereka ketika masih band indie, apa yang dicapainya sekarang
adalah titik kesuksesan berkarir, soalnya kita sedang di dalam ruang
lingkup rezeki kalau memang kita bisa masuk ke major label knapa ngga
kita manfaatin semaksimal mungkin bukan berarti indie label ngga
ngejanjiin masa depan yang bagus. ini tinggal soal peluang yang harus
atau ngga diambil sama sekali.
Aliran
musik dalam underground bisa sangat beragam, mau yang load voice,
midlle voice sampai yang kalem pun itu bisa, yang penting semangat dalam
pembawaan nya aja yang jangan di lupain. soalnya semangat / spirit ini
lah yang paling penting “UNDERGROUND SPIRIT”. ambil contoh, ketika kita
mendengarkan beberapa buah lagu : return of zelda-system of a down,
enter sandman-metallica dan american idiot-green day. Yang kita tahu ke
tiga lagu tsb sama2x load voice, sama2x dimainkan dengan peralatan musik
yang ga jauh beda jenisnya, tapi kalo kita telisik lebih dalam pasti
ada banyak perbedaan yang mencolok dari ke tiga nya, apalagi kalo bukan
pembawaan ama spiritnya. Hal ini juga lah yang dapat membedakan jenis
musik dan aliran apa yang mereka mainkan. Begitu pula dengan undergound,
klo selalu di deskripsikan dengan musik yang keras, tentunya itu salah
besar.
Namun
memang underground lebih dekat dengan jenis musik met
al. Jenis musik
ini memang jauh dari incaran perusahaan rekaman besar yang, yang biasa
disebut major label. Bahkan ada pendapat agak ekstrem, “Kalau band indie
masuk major label, pasti konsep bermusiknya jadi beda, karena harus
disesuaikan dengan pasar, dan tak dapat beridealis ria lagi.
Pendapat inilah yang ditolak oleh Beng-Beng, Jun Fan Gung Foo dan Noin Bullet dari Bandung. Noin Bullet yang memainkan musik ska-core,
awalnya memang indie label, namun kini masuk lingkaran major label
Warner Music Indonesia. “ Tapi musik kami tak berubah. Semua lagu yang
kami jual dengan indie label, langsung diedarkan lagi oleh Warner,
dengan label Warner Music Indonesia. Tanpa berubah, tanpa didikte
siapapun, “ kata Chairul, gitaris Noin Bullet. Bersama Beng-Beng, ia
curiga, jangan-jangan anak-anak indie banyak iri, karena Pas, Noin
Bullet dan beberapa band indie lainnya bisa masuk major label, sementara
mereka belum. http://www.newsmusik.net/
Ngomong2x
soal idealisme, sebagian besar band2x indie mengusungnya
baik dalam karya lagu, pementasan bahkan ada yang membawa idealisme
tersebut dalam kehidupannya sehari – hari. Macam2x jenis idealisme yang
di usung band2 indie tsb, diantaranya : Idealis terhadap isu anti
kemapanan, Idealis terhadap isu anti major label, Idealis terhadap isu
sosial, politik dan ekonomi bahkan ada yang lebih extrem yaitu Idealis
dengan atheisme atau tidak percaya terhadap adanya Tuhan. Cuman untuk
point yang ke empat ini kita akan sangat sulit untuk menjumpainya.
Banyak
band-band indie yang sejak awal sudah idealis salah satunya alergi sama
major label, dan tak mau menawarkan lagu2x karyanya ke sana. Padahal
banyak contoh menarik tentang band-band indie yang masuk major label,
seperti Netral, Pas, Jun Fan Gung Foo dan Sucker Head
.
Berikut
adalah sebagian kecil band2x indie asli made in bandung yang mungkin
dapat gw inget, yang eksistensinya masih dapat kita jumpai :
Jack
and the four man, Koil, Polyester embassy, The tomato, Rocket rocker,
Alone at last, Closehead, Mobil derek, Disconnected, The s.i.g.i.t,
Mocca, Tcukimay, Pure saturday, A stone A, Retrieval, Restless,
Hellgods, Jeruji, Laluna, Maymelian, Burgerkill, Bak sampah dll
Akhirnya,
dalam keluarga underground alias independen itu, ada jenis musik yang
beragam : industrial-techno, hardcore, brutal death metal, punk,
hardrock, ska, alternative, black metal dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar